plastik untuk membangun rumah tahan bencana adalah keputusan yang tepat.

Tinggal di kawasan pengungsian Sahrawi, Algeria, Tateh mendapati bahwa rumah biasa yang terbuat dari bata tidak akan bisa bertahan menghadapi iklim gurun yang keras.

Banyak dari rumah-rumah para pengungsi tersebut yang hancur akibat tidak kuat menghadapi badai pasir dan topan. Tidak hanya itu, rumah lama mereka juga tidak nyaman ditinggali karena suhu di musim panas dapat mencapai 45 derajat Celcius.

Hal inilah yang menginspirasi Tateh untuk membangun sebuah rumah tahan bencana yang terbuat dari botol plastik.

Walau kelihatannya unik, rumah botol plastik ini memang terbukti lebih tahan terhadap air dan badai pasir. Tidak hanya itu, dindingnya yang kokoh pun membuat rumah ini tahan gempa, lho!

Tateh mendapat ide ini setelah dia mendapat beasiswa dari program beasiswa UNHCR atau united Nation High Commisioners for Refugees.

Rumah pertama yang dibangun Tateh ditujukan untuk neneknya, dan sejak saat itu, Tateh beserta UNHCR telah membangun 25 rumah botol plastik di kawasan pengungsian mereka.

Cara pembuatan rumah botol plastik ini juga cukup sederhana dan hemat biaya.

Botol-botol plastik yang sudah diisi pasir akan disusun melingkar membentuk dinding rumah, sedangkan bagian atasnya ditutup dengan seng yang disemen.

Selain menjadi rumah tahan bencana, rumah yang satu ini juga ramah lingkungan dan dapat dibangun dengan biaya yang relatif murah.

Hal ini dikarenakan jumlah sampah botol plastik di Algeria sudah terlalu banyak, sehingga akan jauh lebih baik jika sampah-sampah plastik tersebut didaur ulang menjadi rumah yang tahan bencana.

Ada yang mau coba bangun rumah dengan cara unik khas Tateh ini?