vipdomino99.info Partner Sejati Untuk Permainan Kartu Anda :) SELAMAT DATANG DI SITUS POKER ONLINE DENGAN PELAYANAN TERBAIK SE-ASIA | STATUS BANK : BCA - ONLINE| MANDIRI - ONLINE | BNI - ONLINE | BRI - ONLINE | DANAMON - ONLINE | PANIN - ONLINE | PERMATA - ONLINE | Untuk LOGIN SITE Di HP Menggunakan Link : vipdomino99.biz / vipdomino99.org

Header Ads

Kondisi Global Sentil Rupiah Melemah ke Rp14.865 per Dolar AS



Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.866 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore ini, Senin (24/9). Posisi ini melemah 50 poin atau 0,33 persen dari posisi akhir pekan lalu, Jumat (21/9) di Rp14.816 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di angka Rp14.865 per dolar AS atau melemah dari sebelumnya di Rp14.824 per dolar AS. 

Di kawasan Asia, rupiah melemah bersama rupee India minus 0,61 persen, won Korea Selatan minus 0,42 persen, peso Filipina minus 0,27 persen, renminbi China minus 0,15 persen, dan yen Jepang minus 0,07 persen.



Kemudian, ringgit Malaysia minus 0,05 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, dan baht Thailand minus 0,02 persen. Hanya dolar Hong Kong yang menguat 0,03 persen dari dolar AS. 

Sedangkan mata uang utama negara maju bergerak variasi. Dolar Australia melemah 0,22 persen, dolar Kanada minus 0,18 persen, dan franc Swiss minus 0,05 persen. Namun, euro Eropa menguat 0,15 persen, poundsterling Inggris 0,27 persen, dan rubel Rusia 0,57 persen. 

Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pergerakan rupiah hari ini lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Pertama, mulai dari batalnya kunjungan Wakil Perdana Menteri China Liu He ke Washington DC untuk negosiasi perang dagang antara negaranya dengan AS.


"China justru dikabarkan melakukan protes melalui Duta Besar-nya, sehingga hal ini memberikan sentimen negatif pada pergerakan rupiah," ucapnya.. 

Kedua, ada pula sentimen dari lamanya proses Inggris keluar dari Uni Eropa. Ketiga, rencana kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve. 

"Meski kenaikan bunga The Fed ini sudah bisa diprediksi pasar dan berpeluang membuat dolar AS melemah, namun kepastian kenaikan di akhir tahun masih dipertanyakan," terang dia. 

Keempat, berasal dari dalam negeri, di mana pasar mulai mempertanyakan keseriusan pemerintah untuk memulihkan defisit transaksi berjalan. Kelima, pasar menebak-nebak apakah bank sentral nasional akan turut mengerek bunga acuan guna me-respons kenaikan bunga The Fed. 

"Meski pasar tahu, kalau rupiah melemah, pasti BI akan juga menaikkan, tapi belum diketahui apakah 25 bps atau 50 bps," imbuhnya. 

Terakhir, datang dari efek pemberian nomor urut sekaligus kampanye damai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Dengan berbagai sentimen itu, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.830-14.900 per dolar AS pada pekan ini.


No comments

Powered by Blogger.