Kenali Tanda-tanda Remaja yang Berisiko Bunuh Diri
Usia remaja adalah fase ketika seseorang mengalami masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Wajar jika dalam fase ini remaja kerap berperilaku aneh. Dalam fase ini, jiwa remaja bakal 'bergejolak'.
'Gejolak' itu biasanya didasari oleh berbagai hal, baik dari faktor internal maupun eksternal. Hal-hal tersebut bakal memengaruhi kemampuan remaja dalam memecahkan masalah menjadi lebih buruk.
Ketidakmampuan memecahkan masalah itu membuat tak sedikit remaja yang berakhir dengan percobaan bunuh diri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa bunuh diri menjadi penyebab kematian kedua tertinggi pada remaja usia 15-29 tahun.
Hari ini, Senin (10/9), warga dunia memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri. Momen ini diperingati saban tahun untuk menyadarkan publik bahwa keinginan bunuh diri dapat dicegah.
Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan mengetahui sederet gejala bunuh diri pada remaja. Melansir CBS News, American Academy of Pediatrics bersama dengan Kepala Divisi Psikiatri Anak dan Remaja di NorthShore University, dr Benjamin Shain menyebutkan ada 15 tanda keinginan bunuh diri pada remaja yang perlu diperhatikan orangtua dan lingkungan sekitar.
1. Mudah tersinggung
Salah satu tanda yang perlu diperhatikan adalah ketika remaja menjadi lebih mudah tersinggung. Perasaan tersinggung bakal berujung pada rasa stres dan menyebabkan remaja melakukan tindakan yang merugikan mereka.
Tanda ini menjadi 'bendera merah' bagi orang-orang di sekitar, khususnya para orangtua. Saat tanda ini muncul, orangtua dan lingkungan sekitar perlu memberikan perhatian lebih pada remaja.
2. Malas
Remaja yang berisiko untuk memiliki pikiran bunuh diri biasanya lebih tak peduli pada dirinya sendiri. Dia tak akan memperhatikan kebersihan diri dan mengubah penampilan secara drastis dengan lebih berantakan.
3. Masalah tanpa jalan keluar
Remaja yang memiliki masalahan tanpa jalan keluar patut diwaspadai. Sederet persoalan seperti hamil di luar nikah, putus dengan pacar, atau menghadapi perundungan di sekolah bisa meningkatkan risiko bunuh diri pada seorang remaja.
4. Berontak tanpa sebab
Ketika seorang remaja mendadak kerap memberontak dan melawan aturan hingga melewati batas, orangtua patus khawatir. Apalagi jika tindakan yang dilakukan sampai mengganggu kenyamanan orang lain di sekitarnya.
5. Melarikan diri
Remaja yang melarikan diri dari rumah akibat stres juga perlu diperhatikan. Shain menyebut bahwa anak-anak tunawisma memiliki kecenderungan bunuh diri yang lebih tinggi.
6. Merasa tidak berharga
Sejumlah perasaan seperti merasa tidak diakui dan tidak dianggap oleh keluarga atau kelompok tertentu bisa mendorong keinginan bunuh diri pada remaja.
7. Menulis tentang mematian
Menulis tentang kematian umum terjadi pada remaja dengan pikiran bunuh diri. Gejala ini biasanya muncul akibat faktor internal dan eksternal.
8. Percobaan bunuh diri
Remaja yang pernah melakukan percobaan bunuh diri tapi gagal berisiko untuk kembali melakoni aksi yang sama. Risiko ini akan lebih tinggi jika akar permasalahan tidak diselesaikan dengan baik.
9. Mengonsumsi alkohol dan narkoba
Penggunaan narkoba dan alkohol merupakan salah satu faktor risiko kasus bunuh diri. Kebiasaan mengonsumsi alkohol dan narkoba menandai perilaku menyimpang remaja.
10. Menyendiri
Menjauhkan diri dari lingkungan sosial menandai gangguan mental yang terjadi pada seseorang. Perilaku menyendiri pada remaja menjadi salah satu sinyal kemungkinan bunuh diri.
11. Keluhan sakit fisik
Rasa sakit secara fisik bisa menjadi indikator gangguan kecemasan dan depresi. Gangguan fisik diakibatkan oleh rasa cemas dalam pikiran. Masalah yang tidak teratasi membuat tubuh menjadi kurang baik.
12. Bercanda tentang bunuh diri
Remaja yang kerap berbicara tentang bunuh diri atau bahkan bercanda tentangnya perlu ditangani dengan serius. Pasalnya, bercanda tentang hal tersebut bisa jadi penanda mental seorang remaja tengah terganggu.
13. Merasa bosan
Rasa bosan dan tak mampu berkonsentrasi menjadi indikator penyalahgunaan obat terlarang. Kebosanan juga bisa menjadi gejala depresi, yang ujung-ujungnya juga bakal memicu keinginan bunuh diri pada remaja.
No comments