vipdomino99.info Partner Sejati Untuk Permainan Kartu Anda :) SELAMAT DATANG DI SITUS POKER ONLINE DENGAN PELAYANAN TERBAIK SE-ASIA | STATUS BANK : BCA - ONLINE| MANDIRI - ONLINE | BNI - ONLINE | BRI - ONLINE | DANAMON - ONLINE | PANIN - ONLINE | PERMATA - ONLINE | Untuk LOGIN SITE Di HP Menggunakan Link : vipdomino99.biz / vipdomino99.org

Header Ads

Akan Keluar Dari Penjara, Ahok Ikut Kampanyekan Pasangan Jokowi-Ma'rif



VIPDOMINO99.INFO - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, tidak marah dengan dipilihnya Ma'rif Amin sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di salah satu hotel di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (12/8/2018).

Bahkan kata Luhut, Ahok mengajukan diri  untuk berkampanye memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019.

Luhut Binsar Panjaitan pun memastikan Ahok tidak marah dengan Ma'ruf Amin gara-gara kasus penodaan agama yang menjerat Ahok, sehingga harus mendekam dipenjara.

"Ahok, saya tanya melalui teman, beliau mengatakan, 'saya sangat mendukung Ma'ruf Amin, kalau boleh saya ikut kampanye kalau sudah ke luar dari penjara'," ungkap Luhut Binsar Panjaitan



Menurut Luhut Binsar Panjaitan, Ahok juga menyampaikan pesan kepada pendukungnya agar tetap mendukung Jokowi karena berjiwa muda.
"Dia juga menyampaikan pesan-pesan kepada teman-teman yang muda, tetap dukung Pak Jokowi karena Pak Jokowi berjiwa muda," ucap Luhut Binsar Panjaitan.

Luhut Binsar Panjaitan memastikan Ahok tak lagi marah terkait kasus penodaan agama yang membuatnya dipenjara dua tahun.
"Saya seribu persen pastikan dia tidak marah," tegasnya.

Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan pandangannya soal pemilihan Ma'ruf Amin menjadi pendamping Jokowi. Ia mengatakan, Ma'ruf Amin memberikan energi baru, agar saat kampanye tidak memecah belah bangsa.

Ahok Pernah Cecar Ma'rif Dipersidangan
Seperti diketahui pada persidangan kasus penistaan agama yang menjerat Ahok, Selasa (31/1/2017) itu, Ahok sempat mengancam akan memproses hukum KH  Ma'ruf Amin.

Ahok mendesak Ma'ruf bahwa kuasa hukumnya memiliki bukti adanya telepon dari Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY kepada Ma'ruf.
Telepon itu disebut Ahok berisi permintaan SBY agar Ma'ruf bertemu dengan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta waktu itu, Agus Harimurti Yudhoyono dengan Sylviana Murni.

Dalam hal ini, SBY pun disebut meminta Ma'ruf untuk menerbitkan fatwa penistaan agama untuk pidato Ahok di Kepulauan Seribu.

Ahok pun mengancam akan melaporkan Ma'ruf Amin ke polisi terkait hal itu. Atas kejadian ini banyak yang tersinggung dengan tindakan Ahok yang mencecar Ma'arif, seperti Presiden Jokowi dan Mahfud MD.

Namun, kondisi panas antara Ma'ruf dan Ahok hanya berlangsung singkat. Ahok cepat meminta maaf usai aksinya mengancam Ma'ruf melalui persidangan.
Ahok menyampaikan permintaan maafnya hanya berselang 3 hari usai ancaman dalam persidangan.

Berikut isi lengkap pernyataan permintaan Ahok kepada Ma'ruf yang disampaikan melalui media massa dan unggahan video.

Klarifikasi dan Permohonan Maaf Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada KH Ma'ruf Amin, Rais Aam PBNU.

Bahwa saya ingin menegaskan bahwa apa yang terjadi kemarin merupakan proses yang ada dalam persidangan, saya sebagai terdakwa sedang mencari kebenaran untuk kasus saya.
Untuk itu saya ingin menyampaikan klarifikasi beberapa hal di bawah ini:

1. Saya memastikan bahwa saya tidak akan melaporkan KH Ma'ruf Amin ke polisi, kalau pun ada saksi yang dilaporkan mereka adalah saksi pelapor, sedangkan Kyai Ma'ruf bukan saksi pelapor, beliau seperti saksi dari KPUD yang tidak mungkin dilaporkan.

2. Saya meminta maaf kepada KH Ma'ruf Amin apabila terkesan memojokkan beliau, meskipun beliau dihadirkan kemarin oleh Jaksa sebagai Ketua Umum MUI, saya mengakui beliau juga sesepuh NU.

Dan saya menghormati beliau sebagai sesepuh NU, seperti halnya tokoh-tokoh lain di NU, Gus Dur, Gus Mus, tokoh-tokoh yang saya hormati dan panuti.

3. Terkait informasi telepon Bapak SBY ke Kiai Ma'ruf tanggal 7 Oktober adalah urusan Penasehat Hukum saya.

Saya hanya disodorkan berita liputan6.com tanggal 7 Oktober, bahwa ada informasi telepon SBY ke Kiai Ma'ruf, selanjutnya terkait soal ini saya serahkan kepada Penasehat Hukum saya.

Demikian klarifikasi saya sampaikan, saya berharap klarifikasi ini dapat menjernihkan persoalan dan saya juga berharap agar pihak-pihak lainnya tidak memperkeruh suasana.

Jakarta, 1 Februari 2017

Bahkan Ma'ruf mengatakan sudah memaafkan Ahok sebelum mendengar mengenai permintaan maaf Ahok yang sudah disampaikan melalui media massa.
Namun, pada prinsipnya, dia memaafkan Ahok yang sudah bersedia meminta maaf.

"Namanya orang sudah minta maaf masa tidak dimaafkan," kata Ma'ruf kepada Kompas.com, Rabu (1/2/2017) lalu.
Ma'ruf kepada semua kader PBNU di seluruh Tanah Air untuk juga memaafkan Ahok, saat itu.

Menurut dia, kader PBNU harus tenang dan bisa menahan diri.
"Kami enggak ada yang musuh-musuhan," ucap Ma'ruf.
Namun, Ma'ruf memilih tak bertemu dengan Ahok walau sudah menerima permintaan maaf tersebut.
Ada 2 alasan Ma'ruf tak mau menemui Ahok.
Alasan pertama, Ma'ruf takut umat salah paham dan ujungnya dia jadi dimarahi umat.

Sedangkan alasan kedua, yakni Ma'ruf berpikir apabila ia menerima Ahok, maka ia mesti menerima pula kunjungan dari Anies Baswedan.
Padahal ketika itu Ahok dan Anies sedang bertarung memperebutkan kursi "DKI 1".

"Daripada menimbulkan conflict of interest dalam Pilkada ini, lebih baik saya tolak keduanya," kata Ma'ruf Amin.
Menurut Ma'ruf, waktu untuk menerima Ahok mungkin terbuka setelah Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta putaran kedua yang saat itu tinggal menghitung hari.

"Ya, itu mungkin saja," kata dia.
Ma'ruf pun mengharapkan semua persoalan sosial, politik, dan kenegaraan di Indonesia bisa diselesaikan pasca-penetapan pemenang Pilkada secara serentak, termasuk pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan masuk putaran kedua.

Mengenai adanya gerakan-gerakan yang mengatasnamakan umat Islam, saat itu, Ma'ruf juga memprediksi akan segera berakhir.

"Ormas Islam yang anti-kebangsaan dan Pancasila, silakan itu diurus atau berurusan dengan pihak keamanan,"

Surat Ahok Mendukung Jokowi 2 Periode
Sementara, Surat dukungan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kepada Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 disambut gembira Ahokers (pendukung Ahok).

Bukan hanya meyakinkan dukungan terhadap sosok Jokowi, surat tersebut menjadi bukti tidak adanya jarak di antara hubungan mereka.
Kabar retaknya hubungan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014 itu sempat mencuat saat isu penistaan agama digulirkan mengahantam Ahok.

Kepercayaan Ahokers terhadap Jokowi pun kala itu sempat goyang pasca vonis bersalah dijatuhkan kepada Ahok pada tanggal 8 Mei 2017 lalu.
Merujuk sejumlah postingan sesaat Ahok ditahan, Ahokers mempertanyakan diamnya Jokowi.
Bahkan sebagian Ahokers mengaku kecewa atas keputusan Jokowi yang tidak membela sahabatnya kala itu.

"Ahok Ditahan, komentar Jokowi cuma: Hormati proses hukum..... Sy akan ingat kata2 Jokowi ini. Jika Ahok sdh mendekam di penjara, FPI belum juga dibubarkan, Rizieq belum juga ditahan, keterlaluan kamu pakde @jokowi," tulis Daemon lewat akun @mentimoen pada tanggal 9 Mei 2017.

"Pak Jokowi, mohon ditanyakan kepada Jaksa Agung mengapa Ahok ditahan di Rutan. Atau, apakah kebijakan itu atas arahan panjenengan? Sungguh, kami tidak paham," tulis Isnawan Aslam lewat akun @kangnawan pada 28 Maret 2018.
Setahun lebih berselang, ungkapan kekecewaan tidak lagi diumbarkan.
Begitu pula postingan adik kandung Ahok, Fifi Lety soal surat dukungan Ahok kepada Jokowi lewat Instagramnya, @fifiletytjahajapurnama pada Rabu (25/7/2018).

Postingannya memicu kekaguman.
Para pendukung Ahok terlihat gembira, bahkan sebagian besar Ahokers berharap agar Ahok dapat mendampingi Jokowi, mulai dari Wakil Presiden, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Menteri Dalam Kabinet Kerja periode 2019-2024 mendatang.

Tidak ada lagi ungkapan kekecewaan ataupun pertentangan.
Ahokers mendukung apa yang menjadi keputusannya, termasuk dukungan kepada Jokowi dalam Pilpres 2019.
"Yessss insyalloh dulur2 sy kabeh pilih pak jokowi. salam buat pak Ahok yaaa bu," tulis @breslime.

"Disini saya melihat betapa cintanya Pak Ahok kepada Pak Jokowi. Cinta yang begitu besar dari seorang sahabat," tulis Astuti lewat akun @murdiastuti.
"Saya dukung 100%. Pak @jokowi dan Ko Ahok @basukibtp. Stay bless," tulis Kinanti lewat akun @kinantibylenn.

Sementara Rudi lewat akun @rudiadu bahkan mengusulkan agar Jokowi tidak perlu kembali berkampanye.

Karena dukungan Ahok kepadanya diyakini dapat memenangkannya dalam Pilpres 2019 mendatang.

"klo pak Ahok dkung pak Jokowi, pak jokowi tidak usah kampanye lagi di ntt, cukup pak Ahok aja yg dtng 100% rkyat ntt untk pak Jokowi," tulisnya.
Kabar gembira
Seperti diberitakan sebelumnya, Kuasa Hukum Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Fifi Lety kembali menyampaikan kabar gembira bagi Ahokers-pendukung Ahok.

Kali ini, adik kandung Ahok itu memposting sebuah surat berisi dukungan Ahok terhadap salah satu Calon Presiden (Capres) 2019 lewat Instagramnya, @fifiletytjahajapurnama pada Rabu (25/7/2018).
'Terus berjuang untuk Pak Jokowi 2 Periode

Salam BTP

Ahok
Mako Brimob
24/7/2018'

Ahok Bikin Surat Khusus Dukung Jokowi Dua Periode, Hapus Anggapan Buruk Hubungan Kedua Sahabat


Tidak dijelaskan secara rinci apa yang membuat Ahok menuliskan surat dukungan terhadap sahabatnya itu.

Dalam statusnya, Fifi justru memberikan teka teki tentang siapa sosok yang meminta Ahok mendukung Jokowi untuk menjabat sebagai presiden kembali.
"Dari kemarin sampai Siang ini kembali Byk Yg tanya Soal ini benar engak tulisan Pak Ahok ? jd saya biar jawab Di sini sekaligus aja ya.... ini benar tulisan koko Ahok @basukibtp," tulisnya lewat akun @fifiletytjahajapurnama.

"Yg mau kutip share ambil gambar Silakan saja. Mengapa pak Ahok tulis ini ? Karena ada Yg minta dan siapa yg minta? Ya rahasia hahahaha ok ya have blessed weekdays selamat bekerja bagi yg kerja all the best for all Gbu," tambahnya lagi menggoda.



No comments

Powered by Blogger.